Wanita dan Aurat

Bila dipikir, apa enaknya menjadi wanita…punya rambut indah, panjang, tebal tapi harus ditutup. Sudah repot-repot merawat kulit agar mulus tapi tetap tak ada yang boleh menyentuh dan melihatnya. Suara kita sungguh indah dan enak di dengar, tapi tetap saja tak boleh bersuara keras. Kita sengaja merawat tubuh kita agar tetap sehat, bugar, langsing tapi tetap saja ditutup tak boleh ada yang melihatnya, hanya suami saja yang berhak melihat lekuk tubuh kita.

Mengapa dalam Islam, wanita seolah disembunyikan alias begitu tertutup dan tidak boleh dipertontonkan? Padahal wanita itu kan identik dengan sesuatu yang indah di muka bumi ini.

Kenapa?

Karena wanita begitu berharga. Karena wanita sangat berharga dan terhormat.

Begitu berharganya wanita dalam Islam sehingga harus dijaga, dan tak boleh dilihat sembarang orang. Kita pasti tahu bagaimana kita menjaga harta, uang, emas, atau apapun simpanan kita yang berharga seperti ijazah dsb. Kita pasti senantiasa menjaganya di tempat yang aman seperti di brankas atau bank atau di lemari yang tertutup rapat, dengan password yang tak boleh seorang pun tahu. Karena bila kehilangan, maka menangislah kita.

Begitulah wanita, sangat berharga sehingga harus dijaga. Tak boleh sembarang orang tahu bagaimana cantiknya wanita di balik hijabnya. Begitu berharganya wanita sehingga hanya suami saja yang boleh menatap lekuk tubuhnya. Begitu berharganya wanita sehingga tak bisa sembarang orang tahu betapa mulus kulitnya.

Tak hanya sekedar berharga tapi juga terhormat. Kita tahu bagaimana orang-orang terhormat di negeri ini seperti presiden atau pejabat senantiasa dijaga atau dikawal. Begitu pula wanita. Wanita sangat terhormat sehingga senantiasa harus menjaga auratnya.

Mengapa wanita begitu berharga dan terhormat? Baca lebih lanjut

Bukan Pasar Malam

Bukan Pasar Malam

Novel berupa roman ini merupakan salah satu karya dari penulis sastra terbesar di Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Novel ini termasuk tipis, 104 halaman, bisa dibaca dalam waktu singkat namun maknanya sangatlah dalam.

Selain roman, isi dari novel ini juga bermakna hal religi, suatu yang mengingatkan kita akan kematian yang tak bisa dihindari. Serta perjuangan seorang gerilyawan (mantan gerilyawan) yang kecewa akan politik negerinya dan tetap memilih jalan hidupnya untuk mengabdi sebagai seorang guru.

Roman ini mengambil episode kira-kira pada masa revolusi dimana seorang pria paruh baya, menikah dan bekas tawanan yang tiba-tiba mendapat kabar bahwa ayahnya sakit keras. Terpaksa pria tersebut mengorbankan pekerjaannya demi menjenguk ayahnya yang tinggal di Blora, Jawa Tengah. Bersama istrinya beliau meninggalkan Jakarta menuju Blora dengan dihantui perasaan kuatir dan merasa bersalah kepada ayahnya di sepanjang perjalanan.

Sesampainya di Blora, diketahui bahwa ayahnya menderita TBC, penyakit yang sedang mewabah saat itu dan dipastikan menyebabkan kematian.
Dideskripsikan dengan sangat mendalam oleh sang penulis akan penderitaan ayahnya yang dirawat di Rumah Sakit. Kita pun dapat merasakan dan larut terbawa cerita yang singkat namun sangat menawan ini. Tentang silaturahmi sang pria – ‘aku’ sang tokoh utama – sebagai anak sulung terhadap saudaranya yang lama ditinggalkannya. Kasih sayang antara ayah dan anak, kasih sayang kakak terhadap adiknya yang selalu menangis setiap menjenguk ayahnya, rasa penyesalan akan sikap kasar – yang disampaikan via surat – sang pria terhadap ayahnya. Roman ini terus mengingatkan kita akan cinta dan kasih sayang antara orang tua yang sekarat dan anak-anaknya.

Salah satu kalimat menarik di dalam roman ini adalah “bila rumahnya rusak maka yang punya juga akan rusak”. Seakan mengingatkan kita bahwa kita juga harus terus memperbaiki lingkungan di sekitar kita – lingkungan tempat orang yang kita sayangi – karena merekalah kita ada dan tanpa mereka kita tak dapat hidup sendiri di dunia ini. Semuanya adalah lingkaran kehidupan, cinta antara keluarga tak akan ada habisnya, janganlah putuskan silaturahmi antara keluarga dan orang terdekat karena kita hidup saling bergantungan.

Rasa kecewa ‘rakyat biasa’ – yang sampai saat ini masih kita rasakan – tertuang pula dalam roman ini. Perihal sang ayah tidak segera tertolong untuk dirawat di tempat khusus penderita TBC (sanatorium) karena hal itu hanyalah harapan kosong biasa. Sanatorium saat itu hanyalah tersedia bagi kalangan pejabat. Padahal sang ayah pernah mendapat tawaran jadi wakil rakyat tapi ditolaknya karena menurutnya ‘perwakilan rakyat hanyalah panggung sandiwara’ (mungkin kalimat inilah salah satu penyebab mengapa roman ini dilarang terbit pada masa Orde Baru).

“Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang…seperti dunia dalam pasar malam. “ (Pramoedya Ananta Toer).

Roman ini sangat menarik untuk dibaca. Selain dari segi sastra, roman ini juga bisa dikatakan berfungsi pula sebagai salah satu Baca lebih lanjut

Malam Seribu Bulan

Sesungguhnya, Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.
Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Pada malam itu, turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar
.
(Al Qadr: 1 – 5)

Tak terasa bulan puasa kali ini telah berjalan hampir dua minggu atau telah lewatnnya sepuluh hari pertama bulan ramadhan.
Menurut hadist Muslim diriwayatkan turunnya lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Untuk penentuan jatuhnya malam lailatul Qadr memang berbeda-beda riwayatnya; ada yang mengatakan tanggal 17, malam ke-21, malam ke-27, malam yang ganjil. Tidak ada yang tahu persis jatuhnya malam lailatul Qadr, tapi secara umum disimpulkan jatuhnya pada bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh malam terakhir dan pada malam yang ganjil.

Malam lailatul Qadr adalah malam yang mulia, dimana malam ini adalah malam diturunkannya Al Qur’an kepada Rasulullah SAW. Lailatul Qadr bermakna pengaturan dan penentuan. Malam ini sungguh mulia sepanjang malam hingga terbit fajar, sangat mulia dimana cahaya langit malam bersinar terang, halus dan berbinar-binar karena pada malam ini berturunan malaikat ke muka bumi untuuk mengatur segala urusan.

Semua umat muslim mengharapkan mendapatkan malam ini. Mereka semua berharap agar shalat atau ibadahnya dapat diterima pada malam ini.
Barangsiapa melakukan shalat sunnah pada malam lalilatul Qadar karena iman dan ikhlas, maka diampunilah dosanya yang telah lalu” (H.R Bukhari dan Muslim)
Kita pasti telah merasa bahwa kita telah melakukan banyak kesalahan semasa hidup kita. Maka Ramdhan adalah kesempatan terbaik untuk mensucikan diri. Dan bila kita mendapatkan lailatul Qadar? Subhanallah.

Pada malam ini dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, ditetapkan segala norma, nilai-nilai kehidupan yang prinsip, ditentukan pula kadar umat, ditetapkan nilai-nilai yang agung. Dan semua urusan itu langsung diurus oleh para malaikat dengan utusan langsung dari Allah SWT. Malaikat turun langsung ke bumi untuk menyelesaikan urusan seluruh umat karena diperintah oleh Allah SWT…..subhanallah…. oleh karena itulah malam ini disebut malam yang mulia.

Malam ini lebih baik dari seribu bulan. Kata “seribu” disini tidak berarti suatu batasan bilangan. Malam ini jauh lebih baik daripada beribu-ribu bulan bagi kehidupan manusia. Arti “seribu bulan” disini maksudnya kebaikan yang tak terhingga masanya.

Datangnya malam lailatul Qadr ini hanyalah rahasia Allah semata. Tidak ada tanda-tanda alam tertentu yang menunjukkan datangnya malam ini, walaupun pada malam yang agung ini terjadi festival alam semesta yang luar biasa karena turunnya para malaikat. Gejala-gejala festival alam itu tak bisa dilihat oleh mata manusia biasa. Semuanya rahasia Allah SWT.
Oleh karena itu, bila kita mempunyai keinginan agar mendapatkan malam ini berusahalah untuk selalu beribadah dengan iman dan ikhlas sepanjang malam. Terutama pada bulan Ramadhan. Bila kita mendapatkan malam ini, insya Allah Baca lebih lanjut

Harta dan Aurat (2)

Adakah uang yang jumlahnya sedikit tapi kalau kehilangan pasti jadi masalah? Jawabnya….ada! Seribu rupiah saja, bukan jumlah yang berarti dan biasanya kita jadi sembarangan menyimpannya, kalau hilang yah…toh cuma seribu rupiah. Tapi bukankah sangat berarti bila kita butuh—hanya seribu rupiah saja – dan uang tersebut tidak ada di saku. Uang sejumlah lima puluh ribu rupiah – yang berwarna biru – di dompet jadi tidak berarti, karena yang dibutuhkan seribu saja. Tidak ada uang kembali. Hanya uang pas.

Seribu rupiah dalam bentuk uang pas sangat berarti saat kita membayar angkot, parkir, beli rokok, minum penghilang dahaga sejenak, atau masuk ke toilet umum. Mereka semua – yang bertransaksi dengan kita saat itu – hanya ingin uang pas. Tak bisa ditolerir lagi. Pasti kita akan kebingungan bila tak punya uang receh untuk ke toilet umum sedangkan perut sudah terasa mulas sehabis makan di restoran.

Dan begitu pula halnya dengan aurat. Ada aurat wanita yang kesannya sepele namun sangat sulit untuk menjaganya. Baca lebih lanjut

Harta dan Aurat (1)

Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, manusia pasti menyimpan uang atau harta lainnya yang bisa diuangkan. Entah berupa tabungan, saham, deposito, kartu kredit, emas dan sebagainya. Kita perlu makan dan tempat tinggal dan masih banyak kebutuhan lainnya. Untuk itu kita perlu harta.
Harta sangatlah berharga bagi kehidupan manusia di dunia. Karena begitu berharga, kita sangat menjaga harta supaya tidak habis begitu saja karena konsumtif, kemalingan atau tertipu.

Agar tidak tertipu saat membuat asuransi atau tabungan jangka panjang, manusia haruslah sangatlah teliti mempelajari keuntungan dan kerugiannya. Jangan hanya tertipu rayuan manis sang dealer. Kalau ceroboh sedikit saja yah…jangan kaget bila nanti selalu ada tagihan menumpuk di rumah dengan jumlah yang tak terkira dan hampir setiap hari kita ditelpon untuk melunasi hutang yang sudah lewat batas temponya. Para dealer juga tidak mau disalahkan karena memang kita yang sudah menandatangani kontrak; kita dianggap sudah sepakat dengan semua perjanjian yang ada.
Atau biasanya banyak juga yang latah karena terpancing gaya hidup tetangga kita yang selalu memakai kartu kredit, kita jadi ikut-ikutan, kesannya jadi manusia modern lah yang selalu bawa credit card. Tapi kalau setahun kemudian mobil kita terpaksa dijual karena hutang, tetangga juga tidak bisa disalahkan.

Pada hakikatnya sama dengan aurat. Terutama aurat wanita, Baca lebih lanjut

Mencari Harta yang Berlimpah

Cerita ini sudah lama sekali kudapat. Aku mendengarnya dari guru SD ku dulu. Namun ceritanya sungguh inspiratif dan menarik. Jadi tak ada salahnya bila ini kusampaikan kepada yang lain. Maaf yah Pak Guru, bila penuturan katanya ada yang salah, karena memang sudah sangat lama…tapi yang jelas masih kuingat garis besarnya. Yang menceritakan ini adalah guru keimanan dimana menjelaskan tentang seberapa besar iman kita yang dibutuhkan untuk mengingat kebesaran Allah SWT.

 

Diriwayatkan ketika Rasulullah SAW bertemu dengan tiga orang pemuda miskin. Mereka sama sekali tidak mempunyai harta yang bisa dibelanjakan  untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Mereka meminta bantuan kepada Rasulullah.

“Wahai Rasulullah, tolonglah kami, sudah beberapa hari kami tidak makan. Kami sudah tidak tahan lagi.”

“Aku mengerti perasaan kalian, sobatku,” jawab Rasulullah “Ini kuberikan kalian kambing untuk kalian pelihara. Semoga mendatangkan manfaat bagi kalian.”

“Terimakasih, Rasulullah..”kata ketiga orang pemuda tadi.

Baca lebih lanjut