Takdir dan Kebetulan

“Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (Thalaq:3)
Teringat kata-kata seorang teman bahwa “Tuhan Maha Sutradara”. Artinya semua kejadian di dunia ini baik di langit maupun di bumi adalah skenario-Nya. Allah sudah mengatur segalanya, bahkan untuk daun-daun yang jatuh berguguran pun Allah telah mengaturnya. Katanya tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Tapi benarkah begitu? Bukankah memang banyak kejadian karena “kebetulan”?

Lihatlah “skenario” ini:

ada seorang mahasiswi hendak berangkat ke kampus, dia mengendarai mobilnya lalu tiba-tiba di tengah jalan tanpa sengaja mahasiswi tersebut menabrak supir ojek. Akhirnya perjalanannya ke kampus sempat tertunda karena harus ribut dulu dengan supir ojek dan terpaksa dia pun membayar uang ganti rugi ke supir ojek tsb. Mahasiswi tsb langsung kesal karena itu adalah uang transferan dari orang tuanya untuk bayar kos bulan itu ditambah lagi sekarang harus keluar biaya lagi untuk ke bengkel. Kekesalannya hari itu sangat luar biasa, tak jadi ke kampus karena sudah telat, terpaksa harus ujian susulan, belum lagi saat kena semprot supir ojek, ditambah harus keluar biaya ganti rugi dan biaya ke bengkel. Rencananya berubah dari hendak ke kampus jadi pergi ke bengkel. Dan…di hari yang sama, di suatu jalan ada seorang pemuda naas yang batal pergi ke kantor karena ban mobilnya kena paku di jalan, lalu sempat di ganti bannya di bengkel tambal ban yang tak jauh dari lokasi kejadian, tapi setelah 5 km mobilnya mogok dan terpaksa harus diderek dan pergi ke bengkel. Pemuda tsb juga kesal karena batal ikut meeting pagi itu dan kena sial di jalan dua kali. Dua jam kemudian pemuda dan mahasiswi tsb bertemu di bengkel yang sama dan setelah tiga tahun kemudian keduanya menjadi suami istri dan memiliki dua anak laki-laki 🙂

Apakah ini semuanya kebetulan atau hanya fiktif belaka? Ok, mungkin ada yang bilang ini hanya imajinasiku saja…tapi bukan tak mungkin banyak peristiwa serupa yang benar2 terjadi. Tapi apakah benar kebetulan? Dari sekian banyak bengkel, kenapa mereka menuju ke satu bengkel yang sama? Dan kenapa di jam dan hari yang sama? Padahal jadwal kuliah dan ujian mahasiswi tsb setiap hari berbeda-beda. Lalu kenapa keduanya bisa mengalami insiden itu secara tiba-tiba pada hari yang sama? Apakah masih berani bilang ini kebetulan juga?

Semuanya sudah ada yang mengatur. Dan Sang Maha Sutradara lah yang mengatur semuanya. Keduanya bukan teman kuliah, tak pernah bertemu sebelumnya, tapi Allah ingin mempertemukan mereka. Dan begitulah caranya, meski keduanya harus “sial” dulu dan membatalkan rencananya. Allah juga telah menetapkan rezeki setiap orang, sama halnya ketika supir ojek tadi sedang butuh uang untuk bayar kontrakan tiba-tiba ada yang memberi “uang” meskipun harus via kecelakaan yang tak seberapa tapi uang ganti ruginya lumayan besar. Dan pemilik bengkel tsb juga sedang butuh dana untuk pernikahan anaknya, lalu mendadak ada dua orang yang datang ke tempatnya sebagai konsumen.. Demikian pula kelahiran dua orang putra yang terjadi tiga tahun kemudian dimana Allah telah menetapkan takdir akan kelahiran hambaNya di muka bumi. Apakah itu semua adalah kebetulan? Satu peristiwa dengan rentetan kebetulan? Dan kebetulan yang benar-benar “betul”. Kita tidak tahu akan terjadi, tapi semuanya sesuai dengan kebutuhan kita. Itu semua adalah kehendak Allah. Semuanya itu sudah diatur oleh Allah. Bayangkan kesannya cukup rumit, tapi Allah sudah mengatur itu semua. Dan semuanya bukanlah kebetulan.

Kadang…sebagai manusia, karena didominasi oleh nafsu dan akal, kita cenderung egois. Apabila kita telah merencanakan sesuatu lalu tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan biasanya kita cenderung menyesal akan usaha kita dan tak lepas dari kata “seandainya..”
Padahal kita tahu, penyesalan adalah pintu masuk setan untuk menggoda kita agar lupa akan kuasa Illahi, dan sebagai muslim kita tak boleh berandai-andai….Tapi entah kenapa itu pasti saja terjadi. Sama halnya seperti mahasiswi tadi saat kecelakaan, dia pasti awalnya menyesal dan berandai-andai “seandainya tadi berangkat lebih pagi” “Seandainya tadi tidak lewat sini.” Saat itu dia belum tahu bahwa 2 jam kemudian dia justru akan bertemu jodoh berkat kecelakaan tsb.

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu minta agar disegerakan datangnya.” (An Nahl:1)

Manusia sifatnya tergesa-gesa. Selalu ingin cepat tercapai apa yang direncanakan. Kita ingin cepat-cepat sukses, kaya, lulus kuliah, menikah, punya anak, terkenal, dsb. Dan semuanya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bila sudah berusaha, tapi masih belum tercapai juga, biasanya akan ada rasa penyesalan atau cenderung menyalahkan keadaan.
Manusia hanya bisa berencana dan berusaha, namun Tuhan jua lah yang menentukan. Segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Allah pasti mengabulkan doa sesuai kebutuhan kita – bukan keinginan kita – artinya Allah Maha Tahu segala rahasia apa yang akan terjadi. Karena manusia berkeinginan cenderung kepada nafsu seperti ingin kaya, sukses dsb. Apabila setiap manusia punya keinginan sama seperti itu dan dikabulkan, maka kita akan lupa bersyukur karena kita tak bisa melihat bahwa ada yang di bawah dan di atas. Kita juga akan lupa bersabar, apabila semuanya tercapai dengan instan. Dan kita pun akan menjadi arogan bila segala sesuatu didapat dengan instan.

Bila Allah tidak mengizinkan kita melakukan suatu perkara biasanya akan sengaja dibuat terhindar. Allah sengaja membuat “skenario” agar kita terhindar dari suatu hal yang tak baik bagi kita. Misalnya ketinggalan pesawat agar terhindar dari kecelakaan yang dialami pesawat tsb, sakit sehingga batal pergi ke tempat yang banyak maksiatnya, ditolak bekerja di suatu tempat karena ternyata disana rejekinya tidak barakah. Atau dibuat “skenario” yang kesannya ‘tertunda’ dari suatu urusan agar kita mendapat yang lebih baik lagi, seperti : belum bertemu jodoh karena masih harus memperbaiki diri dan diberi kesempatan mendekatkan diri kepada Allah, belum diberi keturunan karena diberi kesempatan lebih sering bersilaturahmi dengan orang-orang di sekitar kita, atau seperti mahasiswa tadi yang batal pergi ke kampus karena diberi kesempatan bertemu jodohnya. Siapa yang tahu? Kita belum pernah mempunyai wisma, karena kita akan diberi istana 🙂

Segala sesuatu berjalan atas izin-Nya. Apabila Allah tidak mengizinkan maka tidak akan terjadi. Dan dibalik itu semua, dibalik gagalnya rencana kita, pastilah ada “skenario”Nya yang jauh lebih baik lagi. Tak perlu ada penyesalan. Kita hanya sekedar berencana, berdoa, berusaha dan banyak berbuat baik. Segala yang terbaik adalah rahasia bagi-Nya. Dan tak ada yang namanya kebetulan 🙂 Karena Tuhan Maha Sutradara. Wallahuallam. (arlin)

5 responses to “Takdir dan Kebetulan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s