Harta dan Aurat (2)

Adakah uang yang jumlahnya sedikit tapi kalau kehilangan pasti jadi masalah? Jawabnya….ada! Seribu rupiah saja, bukan jumlah yang berarti dan biasanya kita jadi sembarangan menyimpannya, kalau hilang yah…toh cuma seribu rupiah. Tapi bukankah sangat berarti bila kita butuh—hanya seribu rupiah saja – dan uang tersebut tidak ada di saku. Uang sejumlah lima puluh ribu rupiah – yang berwarna biru – di dompet jadi tidak berarti, karena yang dibutuhkan seribu saja. Tidak ada uang kembali. Hanya uang pas.

Seribu rupiah dalam bentuk uang pas sangat berarti saat kita membayar angkot, parkir, beli rokok, minum penghilang dahaga sejenak, atau masuk ke toilet umum. Mereka semua – yang bertransaksi dengan kita saat itu – hanya ingin uang pas. Tak bisa ditolerir lagi. Pasti kita akan kebingungan bila tak punya uang receh untuk ke toilet umum sedangkan perut sudah terasa mulas sehabis makan di restoran.

Dan begitu pula halnya dengan aurat. Ada aurat wanita yang kesannya sepele namun sangat sulit untuk menjaganya. Aurat tidak terbatas pada rambut, paha atau lekuk tubuh, masih ada aurat wanita yang harus dijaga yaitu suara wanita. Sangat sulit menjaga aurat ini, namun pertanggungjawabannya sangat besar di akhirat nanti. Sama halnya dengan seribu rupiah yang mudah sekali lepas dari tangan kita tapi bila kita tak memilikinya; kita tak bisa pulang ke rumah naik angkot.

Dan itulah suara wanita, sangat sulit menjaganya. Sudah dasarnya wanita lupa menahan bicaranya untuk tidak bergunjing atau bersuara keras. Tapi sepertinya itulah salah satunya
penyebab mengapa sebagian besar penghuni neraka adalah wanita. Menjaga aurat ini jauh lebih sulit daripada menjaga aurat wanita lainnya. Kita tidak perlu repot-repot mengenakakan jilbab atau pakaian yang santun, tidak perlu modal sama sekali. Tapi memang sangat sulit, karena walaupun sudah diniatkan, sering sekali godaan timbul karena lupa atau keceplosan saat sedang berkumpul dengan orang-orang di sekitar kita.
Dan bila kita berhasil menjaga aurat yang satu ini sebaik mungkin hasilnya pasti akan kita rasakan di akhirat nanti .

Memang sangat sulit menjaga suara sama halnya seperti kita menjaga uang seribu rupiah. Bila uang seribu rupiah kita jaga; keuntungannya pasti akan kita rasakan saat keadaan terdesak. Apalagi bila uang seribu rupiah itu kita gunakan untuk memberikannya kepada seorang pengemis, hasilnya jauh berlipat ganda di akhirat nanti. Mungkin seperti itulah kasarnya makna suara wanita sebagai aurat.

Mungkin pada umumnya wanita terlahir menjadi seseorang yang cerewet. Dan sering keceplosan untuk tidak menahan suaranya. Tetapi semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan Tuhan selalu menerima tobat manusia yang berbuat salah. Manusia pasti bisa berubah untuk melakukan perbaikan diri dan Tuhan pasti menghapuskan kesalahan bila kita bertobat.

~arlin_20/03/08~

2 responses to “Harta dan Aurat (2)

  1. he..he…he… emang sulit menjaga aurat ketimbang harta. Cuma ada orang yang suka mengumbar auratnya. Agar jadi pusat perhatian and keliatan sekse. Nah gimana tuh………..

Tinggalkan komentar