Tempe Mendoan

Tempe mendoan adalah makanan khas dari Purwokerto, salah satu kota di Jawa Tengah. Kata ‘mendoan’ diambil dari kata ‘mendo’ yang artinya setengah matang dalam bahasa Jawa khas Banyumas (dialek Jawa di kota Purwokerto merupakan bahasa Jawa khas Banyumas karena Purwokerto adalah ibukota kabupaten Banyumas). Jadi, jelaslah…tempe mendoan adalah tempe yang digoreng setengah matang.

Tidak ada tempe mendoan yang kering. Bila digoreng kering, biasanya di Purwokerto bukan disebut tempe mendoan tapi kripik tempe. Kripik tempe dari Purwokerto juga khas dibandingkan kripik dari kota lainnya.
Tempe mendoan dibuat dari tempe khusus yang lebar dan tipis….bukan dari tempe yang diiris tipis. Kripik tempe asal Purwokerto juga menggunakan tempe khusus yang tipis. Ini yang membedakan kripik tempenya berbeda dengan kripik tempe Bandung atau Malang, dimana pembuatannya menggunakan tempe tebal yang diiris tipis.

Bumbu tempe mendoan sangat sederhana, hanya kemiri, bawang putih, ketumbar dan garam…dan sedikit tepung. Ingat tepung sangat sedikit. Banyak plagiat tempe mendoan di kota lain yang menggunakan tepung yang banyak.
Tempe mendoan digoreng langsung dengan minyak yang banyak dan panas. Dan pastinya selalu minyak baru – bukan minyak jelantah alias minyak yang bekas dipakai kemarin 😛 Meskipun tempe mendoan ini banyak dijual di pinggir jalan di Purwokerto, dan makan langsung di emperan tapi selalu digoreng dengan minyak goreng yang baru. Minyak untuk menggorengnya biasanya 2/3 wajan, tunggu minyak panas dulu sebelum memasukkan tempenya.

Sesuai namanya, “mendoan” yang artinya “setengah matang” , jadi tempe harus segera di

angkat dari wajan sebelum warnanya kuning kecoklatan. Alias angkat pas warnanya masih kuning pucat dan agak basah,,,jangan tunggu sampai kering. Tempe mendoan paling enak disajikan dan disantap panas-panas. Makanya paling enak beli tempe mendoan yang langsung kita santap setelah digoreng penjualnya. Bila sudah dingin bisa dibilang bukan tempe mendoan lagi namanya… 🙂

Tempe mendoan khas Purwokerto biasanya terasa aroma daun pisangnya. Tempe mendoannya yang tipis-tipis itu dibungkus daun pisang dan digoreng langsung panas-panas oleh penjualnya atau para ibu rumah tangga dan disajikan langsung panas-panas…sehingga terasa aroma daun pisangnya. Ehm…nikmatnya… 🙂
Tempe mendoan ini biasanya disajikan bersama cabai rawit segar. Di Purwokerto makanan ini selalu menjadi makanan wajib untuk teman minum teh atau kopi, cemilan, makanan saat ngumpul bersama kerabat atau menjadi lauk.

Di sepanjang jalan di Purwokerto, pasti semua warung menyajikan tempe mendoan. Pedagang kaki lima di alun-alun pun banyak yang berjualan tempe mendoan. Yang paling enak ada di jl.Bank (depan Bank BRI) atau di jl. Sawangan, hanya pedagang kaki lima biasa tapi nikmatnya luarr biasa…. 🙂

Sekarang tempe mendoan sudah banyak dikenal di kota lain di Indonesia, sehingga banyak ‘plagiat’nya di Indonesia. Banyak restoran dan kafe yang menyajikan menu tempe mendoan…tapi biasanya tempe mendoan ‘palsu’ ini suka kebanyakan tepung, tebal atau dingin…atau lupa akan aksen utamanya yaitu “setengah matang” sesuai namanya.
Tempe mendoan yang paling enak tetap yang dari kota lahirnya, dari Purwokerto, dan jangan lupa ciri khas tempe mendoan yaitu tipis, lebar, pucat, dan agak basah alias setengah matang alias “mendo”.
Bila ingin menikmati tempe mendoan asli Purwokerto di kota lain tak perlu takut…coba saja cari yang pedagangnya asli Purwokerto atau Banyumas pastilah rasanya nikmat.
Tempe mendoan ini memang sangat nikmat…ibarat makanan dari surga yang dibawa para dewa…(duuh lebay) 😀

One response to “Tempe Mendoan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s