Cholesterol : both sides of the story
Selama ini kolesterol sudah menyandang reputasi buruk bagi kita. Karena bila kadar kolesterol dalam tubuh berlebih dapat menjadi salah satu factor risiko untuk penyakit jantung koroner.
Tapi kolesterol tak sepenuhnya buruk. Ada kolesterol yang ‘baik’ dan yang ‘jahat’
Kolesterol merupakan salah satu komponen dari lipoprotein yang ada dalam tubuh manusia. Lipoprotein adalah gabungan dari lipid (lemak) dan protein, karena lemak merupakan zat yang sulit larut dalam air maka ia digabungkan dengan protein agar mempermudah kelarutannya dalam air untuk melewati pembuluh darah. Lipoprotein terdiri dari beberapa jenis , diantaranya adalah Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL).
LDL merupakan kolesteol ‘jahat’ yang sulit larut dalam darah. Apabila kadarnya berlebih dalam darah akan membentuk sumbatan (plaque) di pembuluh darah dan otomatis pembukuh darah menyempit sehingga supply darah ke jantung terganggu dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Bila sumbatan tersebut terjadi di otak akan menimbulkan stroke. Diupayakan agar kadar LDL kurang dari 150 mg/dl.
Sedangkan HDL merupakan kolesterol baik yang membersihkan kelebihan LDL dari tubuh. HDL mudah larut dalam darah. HDL mempunyai efek melidungi jantung karena berperan dalam transport kolesterol. Kadar HDL yang optimal bagi manusia yaitu > 35 mg/dl.
Untuk kadar kolesterol total dalam darah memang disarankan <200 mg/dl. Biasanya jika kita menerima hasil pemeriksaan dari laboratorium dan hasil kolesterol total diatas 200 (melebihi dari nilai normal yang dianjurkan) langsung diberi tanda/distabilo dsb, sebagai peringatan bagi kita untuk lebih aware akan hal tsb. Tapi terlepas dari itu, juga perlu diperhatikan kadar LDL dan HDL –nya, yang juga penentu bagi risiko untuk penyakit jantung.
Yang juga penting diperhatikan dilihat dari hasil check up kita sebenarnya adalah ratio antara kadar kolesterol total dan kadar HDL-nya. Yang mempunyai risiko terhadap penyakit jantung koroner adalah seseorang yang ratio antara kolesterol total dengan HDL-nya adalah
3,5 – 5.
Misalnya bila dilihat dari hasil check up seseorang yang terkesan kadar kolesterol-nya “aman”. Katakanlah kadar kolesterol totalnya sebesar 160 dan kadar HDL-nya 35; kesannya baik-baik saja; semuanya masih dalam kadar yang optimal. Dari catatan hasil laboratoriumnya sama sekali tidak ada yang distabilo oleh petugas lab-nya, karena semuanya masih dalam limit yang disarankan. Tetapi bila dihitung ratio antara kadar kolesterol total dan HDL akan didapatkan rationya sebesar 4,6. Berarti ia masih memiliki risiko untuk penyakit jantung koroner walaupun kadar kolesterol totalnya memenuhi syarat.
Ratio perbandingan kadar kolesterol total dan HDL sebesar 3.5 – 5 masih merupakan risiko rendah yang masih dapat ditoleransi kecuali bila yang bersangkutan mempunyai faktor-faktor lain yang mempertinggi risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Adapun bila ratio-nya diatas 5 berarti risikonya sangat tinggi untuk penyakit jantung.
Faktor-faktor yang mempertinggi risiko penyakit jantung antara lain:
– kolesterol total tinggi
– perokok
– hipertensi
– riwayat penyakit jantung pada keluarga
– pernah mengalami serangan jantung atau penyakit pembuluh darah
– kadar HDL rendah (< 35 mg/dl)
– DM (kencing manis)
– Pria
– Obesitas/Kegemukan à dilihat dari Body Mass Index (BMI)-nya.
BMI = BB (kg) / TB2 (m); ideal :18,5 – 25, kegemukan: > 25, obesitas: >30
Untuk menurunkan kolesterol total disarankan untuk diet dengan mengurangi makanan yang mengandung asam lemak jenuh, kolesterol dan kalori dalam makanan serta olahraga teratur. Dengan menurunnya kolesterol maka kolesterol jahat atau LDL juga akan turun.
Jika telah dijalankan diet rendah kolesterol sebaiknya kembali melakukan pemeriksaan/check up kadar kolesterol darah lagi 3 bulan kemudian.
Diet yang dilakukan untuk menurunkan kolesterol bukan sembarang diet biasa dengan mengurangi makan dan minum seenaknya. Atau kadang banyak pula melakukan diet mati-matian dengan menghindari semua jenis makanan yang mana justru akan menimbulkan risiko penyakit lain. Diperlukan diet yang sangat teliti untuk hal ini. Selain diet diperlukan pula olahraga yang teratur.
Untuk menurunkan kolesterol, sebaiknya menghindari makanan yang berasal dari asam lemak jenuh seperti kuning telur, jeroan dan otak. Lemak jenuh terdapat dalam semua makanan yang berasal dari hewan. Minyak sayuran tropis seperti minyak kelapa dan minyak kelapa sawit juga berisi banyak lemak jenuh. Untuk menurunkan kadar kolesterol berlebih disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari asam lemak tak jenuh seperti udang, kepiting dan ikan laut.
Petunjuk diet untuk menurunkan kolesterol :
v Dianjurkan :
– semua jenis ikan; sebaiknya dipepes
– ayam/unggas yang telah dibuang kulitnya
– daging sapi atau kambing tanpa lemak
– susu skim, yoghurt non fat atau susu rendah lemak
– putih telur
– sayuran dan buah
– roti tinggi serat dan sereal
– minyak goreng tak jenuh : jagung, zaitun, bunga matahari, wijen, kedele
– margarine
– mayonnaise dan salad dressing dari minyak tak jenuh
– tempe, tahu, kacang-kacangan
– pengolahan makanan sebaiknya dengan dibakar, dikukus, diungkep, direbus, microwave atau dipanggang sebaiknya hindari menggoreng.
– nasi putih biasa atau nasi tim ; yang tidak diolah.
v Dihindari:
– daging berlemak dari sapi, kambing, babi, daging iga, jeroan, sop buntut
– susu fullcream
– yoghurt susu
– keju
– otak
– kuning telur
– sayuran yang dihidangkan dengan mentega
– pie, cake, croissant, muffin, cracker dan cookies tingggi lemak
– coklat
– mentega, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, santan, lemak babi atau sapi
– nasi yang diolah seperti nasi uduk atau nasi goreng.
Bila menpunyai faktor risiko hipertensi perlu diperhatikan pula asupan Natrium dalam makanan; selain membatasi jumlah garam waspada kandungan natrium pada makanan kaleng seperti yang terdapat pada soda, vetsin, bahan pengawet buah-buahan kaleng dan corned beef.
Untuk memilah makanan yang sering dimakan dari jajanan fast food, perlu diperhatikan pula hal-hal sbb:
– pilih daging sapi panggang
– pilih single plain burger atau sandwich ikan bakar
– pilih ayam panggang atau ayam bakar tanpa kulit dan hindari ayam/ikan goreng
– batasi makanan tinggi kalori seperti milk shakes dan fruit pies
~arlin~