The Kite Runner

Novel karya Kholed Hosseini ini memang patut diacungi jempol. Tak heran bila termasuk novel best seller dan telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa. Dan novel ini memang menggugah rasa kemanusiaan dan empati kita kepada saudara sesama muslim di belahan dunia lain.

Novel ini menceritakan tentang persahabatan dua bocah – majikan dan pelayannya – di Afghanistan. Persahabatan sejati antara Amir dan Hassan, walaupun mereka berbeda faham ajaran Islam, sunni dan syiah. Amir adalah seorang bocah anak saudagar kaya di Afghanistan yang mempunyai pelayan bernama Ali dengan anaknya Hassan, seorang Hazara dimana identik dengan Islam syiah.
Sebagian besar Hazara memang termasuk bodoh atau buta huruf, namun Amir selalu setia membacakan buku untuk Hassan di waktu senggang. Mereka sangat hobi bermain layangan dan mengejar layangan putus. Namun justru saat Amir memenangkan suatu turnamen layangan yang merupakan tradisi besar di Afghanistan saat itu, persahabatan antara Amir dan Hassan merenggang. Karena peristiwa heboh sesaat setelah turnamen layangan itu, Amir mengkhianati sobatnya atau bahkan saudaranya sendiri. Mereka tak saling tegur sapa bahkan berpisah. Perasaan bersalah Amir terus menghantuinya hingga ia dewasa. Dan akhirnya ia pun dapat menebus kesalahannya itu di masa depan. Suatu pengorbanan luar biasa demi seorang sahabat.

Cerita ini berlatar belakang suasana Afghanistan. Sejarah Afghanistan tergambar lengkap dalam novel ini. Mulai dari bangsa ini masih merdeka, saat dijajah Rusia sekitar tahun 1976, ketika penjajah Rusia berhenti menjajah karena pahlawan dari negeri itu – Taliban – berhasil mengusir Rusia, ketika rakyat setempat bangga menyambut Taliban sebagai pahlawan yang berhasil mengusir Rusia, ketika rakyat setempat menjadi takut karena kekejian Taliban, saat rezim Taliban menguasai Afghanistan, ketika Afghanistan dikuasai sekutu utara atau Amerika setelah bom WTC 11 September, ketika Taliban ketakutan dan bersembunyi dari tentara Amerika karena diduga terlibat dalam bom WTC. Semuanya langsung terbayang jelas di benak kita ketika membacanya.

Novel ini juga menceritakan tentang kekejaman Taliban terhadap warga Afghanistan. Mereka mengeksekusi para warga yang melanggar peraturan mereka. Kebenaran mengenai hal ini wallahualam, saya memang tidak tahu banyak mengenai politik Timur Tengah.
Tapi, dalam kisah fiksi ini sungguh menggetarkan dan membuat saya terharu. Bahwa ternyata masih banyak saudara kita – sesama muslim – yang kehidupannya tak pernah lepas dari peperangan. Perdamaian adalah hal yang langka bagi warga Afghanistan, yang sebagian besar Muslim, kehidupannya sangatlah miskin dan menyedihkan. Kapankah mereka diberi kebebasan seperti kita?

Sesungguhnya semua umat Muslim adalah bersaudara. Dan saudara terbaik adalah yang saling mendoakan yang terbaik bagi saudaranya yang lain. Bila ada saudara kita berbahagia kita ikut tertawa dan bila ada yang sakit kita turut bersedih. Tidak ada permusuhan dalam saudara. Janganlah kita menyakiti saudara kita sendiri.
Ramadhan telah di depan mata. Mungkin inilah saat terbaik bagi kita untuk mengangkat kedua tangan kita untuk berdoa. Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi kita berdoa untuk semua saudara kita sesama muslim – di belahan bumi lain – kepada umat muslim di seluruh dunia. Semoga mereka semua merasakan nikmat ramadhan yang penuh berkah ini seperti kita yang merasakannya di negara yang telah merdeka ini. Amin.

One response to “The Kite Runner

  1. Yah semoga rakyat Afganistan merasakan nikmat Ramadhan. Mudah-mudahan para pejuang Afganistan segera meraih kemenangan atas penjajah Amerika dan sekutu-sekutunya.

    Semoga pejuang kemerdekaan Afganistan berhasil mengusir penjajah yang saat ini bercokol di negeri itu dan kembali menjadi bangsa MERDEKA seperti bangsa Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s