Wage san dan Mas Nae

Memang benar adanya, setelah lama tak bertemu sangat terasa artinya seorang teman. “suwe ora jamu, ketemu, ketemu pisan gawe gelo” Setelah lama tak berjumpa sangat terasa sebuah kehilangan.
Duuh….lebay banget yah….tapi memang inilah yang kurasakan setelah lama tak berjumpa dengan kedua mahluk ini. Wage san dan Mas Nae. Begitulah panggilan akrab mereka yang biasa kupanggil.

Entah apa artinya, aku juga tak tahu pasti. Sungguh aneh memang kenapa aku bisa begitu kehilangan mereka, yang pasti mereka juga tak punya hubungan dekat denganku. Hanya teman. Tak lebih tak kurang. Iya, betul. Hanya teman. Bukan saudara. Bukan pacar. Bukan tetangga. Bukan majikan. Bukan atasan. HANYA TEMAN. Tapi entah kenapa, aku merasa kehilangan mereka meskipun belum sampai setahun berpisah. Kita tak pernah nonton bareng, pulang bareng, ngopi bareng, nongkrong bareng, apalagi ditraktir deh, jangan harap….seingatku paling banter hanya ditraktir teh tawar doang. 🙂

Mereka juga tak pernah memberi sesuatu yang berharga – selain teh tawar – seperti kado ulang tahun, TV baru, hadiah lebaran, kartu tahun baru atau uang angpao. Yang rutin mereka berikan kepadaku adalah kritikan. Iya kritikan. Atau komentar tanpa nama pengirim. Bisa di blog, jaringan social, essay atau email. Heran, doyan banget yah kedua mahluk ini kasih komentar

buatku. Padahal setelah kasih komentar sama sekali tak kuberi imbalan apapun buat mereka. Tapi suer, justru itu yang bikin aku kehilangan mereka. Sebenarnya segala komentar atau kritikan mereka – baik yang pedas, manis dan berbagai rasa lainnya – itulah yang selalu mensupport aku. Meskipun secara tak langsung tapi terus terang aku menjadi tak merasa sendirian saat menulis atau membaca atau sendirian di depan komputer 🙂 karena mereka selalu memberi komentar, aku seperti merasa ada orang lain yang saat itu bersama-sama sedang membaca bersamaku.
Dengan segala kritikan mereka, meskipun bete, yaaah harus kuakui segala kekuranganku dan aku jadi tahu dimana kesalahanku, mana yang harus diperbaiki. Mungkin mereka bukan orang penting, tokoh masyarakat atau orang media massa, tapi sangat berjasa mendidikku dalam hal menulis. Dari mereka juga aku bisa tahu caranya mengakses hobiku ke jaringan social via email dan blog. Mungkin bila aku tak mengenalnya, blogku tak berkembang sejauh ini 🙂

Seperti disebutkan tadi. Mereka hanya teman biasa. Tapi ternyata setelah lama tak berjumpa, buatku ternyata mereka adalah teman yang LUAR BIASA! Kita tak pernah nonton bareng dan pulang bareng. Tapi kita punya hobi yang sama. Sama-sama suka menulis dan membaca. Kita tak pernah jalan-jalan bareng. Tapi kita sama-sama suka ke perpustakaan. Mungkin banyak orang yang menganggap hanya kutu buku dan ilmuwan yang suka perpustakaan, entahlah, yang jelas aku bukan ilmuwan dan suka ke perpustakaan, senang rasanya melihat koleksi buku, bisa nyaman majalah dengan tenang dan gratis. Sejak SMA aku ingin sekali berkunjung ke Perpustakaan Nasional di Jakarta, aku dulu ingat waktu SMA dilarang masuk oleh penjaganya karena masih pelajar dan belum ber-KTP, namun setelah lulus SMA aku hijrah ke Bandung. Setelah kali ini aku kembali ke Jakarta, aku merasa kehilangan Wage san dan Mas Nae yang hobi ke perpus juga, meskipun kita juga tak pernah nongkrong bareng di perpus. Selain itu aku juga sering dapat info mengenai buku bacaan yang bagus dari mereka. Sebagai sesama book lovers, aku sangat senang dapat info demikian. Baik buku fiksi maupun non fiksi. Kadang-kadang aku juga sudah dapat ringkasan synopsisnya dari mereka. Ada satu lagi kelebihan mereka yang tak aku miliki.

Mereka punya suatu hobi yang berbeda denganku tapi sangat berguna. Yaah…mungkin karena cowok, wajar kalau suka gadget alias perangkat komunikasi elektronik. Dan kuakui ini sangat berguna buatku yang gaptek, banyak info yang kudapatkan dari mereka. karena gadget juga merupakan media pendukung buat hobiku. Dan kuakui aku juga jadi lumayan tahu laah…urusan gadget, ga gaptek banget, karena ternyata setelah kulihat lebih banyak lagi cewek yang jauh lebih gaptek dariku 🙂

Yaah…itulah sekedar cerita kenangan mengenai kedua mahluk aneh yang sangat berjasa buatku. Aku akui kini aku merasa kesepian tanpa komentar mereka di email, aku pun kurang semangat menulis… Padahal Jakarta jauh lebih ramai, hanya tanpa kedua mahluk yang sebenarnya tidak cerewet itu, entah mengapa aku merasa kesepian…. Mereka hanya orang biasa. Bukan pejabat. Bukan dosen. Bukan direktur. Bukan tim KPK. Bukan wartawan. Bukan tokoh masyarakat. Hanya orang biasa. Tapi mereka banyak memberikan informasi luar biasa bagiku. Mereka banyak tahu banyak hal karena bacaan mereka. Berkat mereka aku jadi tak merasa biasa lagi. Berkat mereka aku tak gaptek. Berkat mereka aku kenal dunia lewat dunia maya. Buatku mereka luar biasa. Dan berkat mereka bisa punya partner nge”garing”, meskipun aku aja yang selalu garing 🙂

Nama panggilannya Wage san. Namanya Wage. Tapi dia bukan orang Jawa. Biasa dipanggil Wage san. Tapi dia bukan orang Jepang. 🙂 Nama panggilannya Mas Nae. Namanya Nae. Tapi dia ga suka naek gunung. Biasa dipanggil Mas Nae. Dan dia memang orang Jawa. 🙂 I miss you both …..
By the way…..thanks a lot for you guys…

-saking jarangnya pernahnya jalan bareng, ga ada foto bareng bertiga :p
(Jakarta, 11 October 2013)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s