“Bila waktu tlah berakhir…,teman sejati hanyalah amal”
(Bila Waktu Tlah Berakhir-Opick)
Syair dari lirik lagu Opick itu memang sangat indah bila terdengar di telinga.
Dan benar adanya, bila masa hidup kita telah berakhir…tak ada yang dapat dibawa ke alam kubur – harta, tahta, wanita, segala gelar kehormatan dan sepintar apapun kita di dunia, kecantikan, ketampanan – tak ada yang dapat kita bawa selain amal. Hanya amal yang menemani kita di akhirat nanti.
Karena hanya amal yang bisa kita bawa ke akhirat kelak, kita dituntut beramal sebanyak-banyaknya di dunia. Beramal tak semata-mata shalat. Banyak cara untuk beramal. Shalat, infak, sedekah, haji, puasa, zakat, belajar, bekerja, menikah, mengasuh anak, menjenguk orang sakit, membahagiakan teman yang tertimpa musibah, silaturahmi, senyum, memberi makan kepada yang lapar, mengobati orang sakit, berbagi ilmu, memberi salam, bertegur sapa, hingga memberi minum anjing pun termasuk amal! Dan masih banyak cara untuk beramal, semuanya kembali kepada niat.
Namun terasakah kepada kita kadang atau sering atau bahkan hampir selalu ada saja ujian dalam beramal?
Bukan hal yang bisa dipungkiri lagi bila kadang ada rasa ’jealous’ ketika melihat seseorang yang kita tahu jarang dalam beramal namun rezekinya mengalir lancar di dunia?
Misalnya saja orang atheis atau Yahudi dan kita tahu mereka jahat terhadap Palestina tapi mereka tak pernah kesulitan. Atau tak perlu jauh-jauh, bisa saja orang di sekitar kita yang yaah…shalatnya malas2an kadang juga terlewat shalat wajibnya, apalagi buat infak sangat pelit dan sukanya ke diskotik, dugem dll. Tapi sepertinya dia selalu saja diberi kemudahan dalam hal rezeki, keluarga, semuanya serba lancar sesuai yang diinginkan. Mendapatkan kekayaan, pasangan hidup, keluarga yang mencintai, jabatan terhormat dsb.
Sementara kita telah berusaha untuk beramal namun ada saja ujian untuk mencapai sesuatu yang kita kehendaki. Mengapa kita sulit mendapat kemudahan sementara yang jarang beramal mudah sekali mencapai kesuksesan.
Walaupun kita tahu itu semua ujian, namun pasti ada saja rasa ’gemas’ dalam hati kita. Namun segala sesuatu pasti lah ada hikmahnya. Lagipula yang kita lihat hanyalah dari ’kacamata’ kita belaka, kita tak tahu dari ’kacamata’ Tuhan. Lagipula dimana-mana ”rumput tetangga selalu lebih hijau” tapi kita tak tahu bahwa…mungkin saja ada kesulitan dan rintangan yang dia hadapi.
Kuncinya memang bersabar. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Termasuk dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya kita yang mengalami cobaan, Rasulullah dan semua orang ’ternama’ lainnya pun Baca lebih lanjut