Pak Anen

Bagi teman2 alumni sekolah Muhammadiyah Rawamangun,baik TK,SD,SMP,SMA dari angkatan berapapun pasti mengenal tokoh ini. Pak Anen. Siapa yang tak kenal dengan beliau. Beliau bukan guru, kepala sekalah, donatur, apalagi mendiknas zaman aku SD dulu (orde pak Harto) tapi semua orang yang sekolah di situ pasti mengenalnya. Mulai dari murid sampai orang tua murid. Bahkan pedagang kaki lima dan tukang becak yang suka ngetem di depan sekolah pun mengenalnya!! ๐Ÿ˜€

Pak Anen hanyalah seorang penjaga pintu gerbang sekolah. Kerjanya yaah hanya membuka pagar sekolah pagi2 sekali supaya murid dan guru bisa masuk sekolah, menguncinya pas jam belajar supaya tidak ada yang mabal, membuka lagi pintu gerbang pas jam pulang dan mengunci kembali rapat2 ketika sudah tidak ada kegiatan di sekolah supaya ga kemalingan. Sangat sederhana pekerjaannya kan? Tak perlu ijazah khusus atau sekolah tinggi2 untuk melakukannya. Tapi pekerjaannya memang memegang amanat yang cukup besar demi keamanan sekolah dan para murid yang cenderung kebanyakan masih kanak2 apalagi tinggal di jalan besar yang rawan macet karena sekolah kita berdekatan pula dengan Pasar Sunan Giri.

Dan ada yang luar biasa lagi dari sosok Pak Anen ini. Setiap hari..setiap pagi ketika kami-para murid-berdatangan,beliau selalu menyapa kami satu per satu dengan senyum lembut di bawah kumisnya itu. Ditambah dengan ucapan assalamualaikum,selamat pagi dan apa kabar…dan selalu..setiap hari kami juga diberi jabatan tangan seperti lebaran! Setiap hari!! Begitu pula waktu pulang..,dan tanpa kecuali alias kepada semua murid! Buat kami yang mayoritas murid SD menganggap beliau sosok ‘bapak’..setelah pergi dari rumah. Dan takjubnya lagi pada Pak Anen, ketika kami pulang sekolah, beliau pasti hapal tujuan kami masing2 kemana..naik jemputan no.berapa,dijemput oleh siapa,tukang becak langganan kita, bila ada yg biasa pulang jalan kaki pun beliau hapal rute jalannya kemana lalu membantu untuk menyebrangkan jalan dsb, begitu pula bagi yang biasa naik kendaraan umum..beliau tahu kita mau naik mikrolet no.berapa dsb.. ๐Ÿ™‚

Tak hanya para murid. Orang tua murid pun pasti mengenang sosok Pak Anen. Bila sedang bagi rapot, ada ibu A mencari anaknya, Pak Anen langsung tahu dia ibunya siapa dan tahu anaknya biasa nongkrong dimana. Dulu waktu aku SMP dan sudah tidak bersekolah di situ lagi, Pak Anen juga langsung mengenalku ketika aku menemani ibuku untuk menggambil rapot adik. Beliau langsung menyapaku,menanyakan kabar dengan senyum khas ramah dan tak lupa ucapan salam serta jabatan tangannya. Dan sepertinya itulah sapaannya yang terakhir untukku… ๐Ÿ˜ฆ

Terdengar kabar beliau sudah tiada..sudah almarhum. Entah benar atau tidak, tapi sepertinya memang wajar sih..karena waktu aku kecil saja Pak Anen sudah lebih tua dari ayahku. Aku belum sempat memberinya apa2,tak sempat membalas jasanya,dan sudah sangat lama tak bertemu dengannya. Pak Anen memang tak pernah memberiku uang jajan,ongkos pulang ataupun ilmu seperti halnya guru2 lain di sekolah itu. Namun senyum dan salamnya yang ikhlas adalah amalan pemberian yang sangat berharga. Memang benar,untuk bersedekah kita tak perlu harta berlimpah..cukup tersenyum saja. Sedekah yang sangat sederhana dari seorang penjaga pintu gerbang, namun maknanya luar biasa. Buktinya sampai sekarang aku masih terus mengenang senyum dan salamnya..bahkan ingin membalasnya. Mungkin bukan hanya aku yang terkesan akan senyum dan salamnya Pak Anen, aku yakin teman2 alumni Muhammadiyah Rawamangun pasti juga mengalami hal yang sama.

Selamat jalan Pak Anen…semoga Allah membalas semua jasamu, maafkan bila aku belum sempat memberi apapun jua kepadamu. Semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisiNya, senyummu pasti akan menaikkan derajatmu di surga..ุขู…ู‘ููŠู†ูŽ ูŠูŽ ุฑูŽ ุจู‘ูŽู„ู’ุนูŽู„ูŽู…ููŠู‘ู†ู’

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s